25 Juni 2011

Dosa-dosa yang dianggap Remeh

ISBAL (MENURUNKAN ATAU MEMANJANGKAN PAKAIAN HINGGA DI BAWAH MATA KAKI)

Di antara yang dianggap sepele oleh manusia, sedang di dalam pandangan Allah merupakan masalah besar adalah soal isbal, yaitu menurunkan atau memanjangkan pakaian hingga di bawah mata kaki, sebagian ada yang pakaiannya hingga menyentuh tanah, sebagian menyapu debu yang ada di belakangnya.
Abu Dzar Radhiallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Tiga (golongan manusia) yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak pula dilihat dan disucikan serta bagi mereka siksa yang pedih ; Musbil (orang yang memanjangkan pakaiannya sehingga di bawah mata kaki) dalam sebuah riwayat dikatakan: “Musbil kainnya. Lalu (kedua) mannan. Dalam riwayat lain di katakan: Yaitu orang-orang yang tidak memberi sesuatu kecuali ia mengungkit-ungkitnya. Dan (ketiga) orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu. (HR Muslim : 1/102)

Orang yang berdalih, saya melakukan isbal tidak dengan niat takabbur (sombong) hanyalah ingin membela diri yang tidak pada tempatnya. Ancaman untuk musbil adalah mutlak dan umum, baik dengan maksud takabbur atau tidak sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :

“Kain (yang memanjang) di bawah mata kaki tempatnya di neraka” (HR Imam Ahmad 6/254, Shahihul Jami’ :5571).

Jika seseorang melakukan isbal  dengan niat takabbur, maka siksanya akan lebih  dan berat, yaitu termasuk dalam sabda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam :

“Barangsiapa menyeret celananya dengan takabbur, niscaya Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat” (HR Al Bukhari: 3/465).

Sebab dengan begitu ia melakukan dua hal yang diharamkan sekaligus, yakni isbal dan takabbur.

Isbal diharamkan dalam semua pakaian, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam yang diriwayatkan Ibnu Umar Radhiallahu’anhu :

“Isbal itu dalam kain celana atau sarung, gamis (baju panjang) dan sorban. Barangsiapa yang menyeret daripadanya dengan sombong maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat” (HR Abu Dawud :4/353, Shahihul Jami’ : 2660).

Adapun wanita mereka diperbolehkan menurunkan pakainnya sebatas satu jengkal atau sehasta untuk menutupi kedua telapak kakinya, sebab ditakutkan akan tersingkap oleh angin atau lainnya. Tetapi tidak dibolehkan melebihi yang wajar seperti umumnya busana pengantin (ala barat) yang panjangnya di tanah hingga beberapa meter, bahkan mungkin kainnya harus ada yang membawakan dari belakangnya.


MINUM ARAK MESKI HANYA SETETES

Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Sesungguhnya (minuman) arak, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbutan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al Maidah :90).

Perintah untuk menjauhi adalah salah satu dalil paling kuat tentang haramnya sesuatu. Di samping itu, pengharaman arak sebagaimana disebutkan ayat di atas disejajarkan dengan pengharaman berhala-berhala, yakni tuhan orang-orang kafir dan patung-patung mereka. Karena itu tak ada lagi alasan bagi orang yang mengatakan, ayat Alqur’an tidak mengatakan minuman arak itu haram tetapi hanya mengatakan jauhilah!!

Dalam sunnahnya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan tentang ancaman bagi peminum arak, sebagaimana yang diriwayatkan Jabir Radhiallahu’anhu dalam sebuah hadits marfu’:

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala memiliki janji untuk orang-orang yang meminum minuman keras, akan memberinya minum dari Thinatul khabal” mereka bertanya : “ wahai Rasulullah, apakah Thinatil khabal itu ? beliau menjawab : keringat ahli neraka atau cairan kotor (yang keluar dari tubuh) penghuni neraka (HR Muslim : 3/1587).
         
Dalam hadits marfu’ Ibnu Abbas meriwayatkan :

“Barang siapa meninggal sebagai peminum arak, maka ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan seperti penyembah berhala” (HR Ath Thabrani, 12/45, Shahihul Jami’ : 6525)

Saat ini jenis minuman keras dan arak sangat beragam. Nama-namanya juga sangat banyak baik dengan nama lokal maupun asing. Di antaranya, bir, wiski, alkohol, vodka, sampanye, arak, dan sebagainya.

Di zaman ini pula, telah muncul golongan manusia sebagaimana disebutkan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam dalam sabdanya :

“Sungguh akan ada dari umatku yang meminum arak, (tetapi) mereka menamakannya dengan nama yang lain” (HR Ahmad, 5/342, Shahihul Jami’ : 5453).

Mereka tidak menamakannya arak, tetapi menamakannya dengan nama lain, untuk menipu dan memperdaya orang. “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar” (Al Baqarah : 9).

Syariat Islam telah memberikan definisi agung tentang khamar (minuman keras), sehingga membuat jelas masalah dan memotong tipu daya, fitnah dan permainan orang-orang yang tidak takut kepada Allah. Definisi itu adalah sebagaimana di sabdakan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :

“Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap yang memabukkan adalah haram” (HR Muslim : 3/ 1587).

Jadi, setiap yang merusak akal dan memabukkan adalah hukumnya haram, sedikit atau banyak, juga meskipun namanya berbeda-beda, sebab pada hakekatnya jenis minumannya tetap satu dan hukumnya telah diketahui oleh kalangan umum.

Hadits yang mengatakan, “semua yang banyak jika memabukkan, maka sedikitpun diharamkan” [diriwayatkan Abu Dawud dengan No : 3681, tertera dalam Shahih beliau dengan no : 3128)

Yang terakhir dan ini merupakan wejangan dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam kepada para peminum Khamar, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Barangsiapa minum khamar dan mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi, dan jika meninggal ia masuk neraka. (tetapi) manakala ia bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Dan jika kembali lagi minum dan mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi, jika meninggal ia masuk neraka, (tetapi) manakala ia bertaubat, Allah menerima taubatnya. Dan jika kembali lagi minum dan mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi, jika meninggal ia masuk neraka, (tetapi) manakala ia bertaubat, Allah menerima taubatnya. Dan jika (masih) kembali lagi (minum khamar) maka adalah hak Allah memberinya minum dari radghatul khabal pada hari kiamat” mereka bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah radghatul khabal itu? beliau menjawab : “cairan kotor (yang keluar dari tubuh) penghuni neraka” (HR Ibnu Majah, 3377, shahihul Jami’ 6313)
         
Jika gambaran keadaan peminum minuman keras adalah sebagaimana yang kita ketahui di muka, maka bagaimana pula dengan gambaran keadaan orang-orang yang melakukan sesuatu yang lebih keras dan berbahaya dari itu, yakni sebagai pecandu narkotika dan sebagainya?


Penyakit-Penyakit Hati

Pengantar:
Untuk sedikit menambah pengetahuan kita tentang penyakit hati, berikut ini akan saya kutipkan risalah dari buku "Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah..." karya Syeikh Abdul Akhir Hammad Alghunaimi. Akan tetapi, barangkali risalah itu sendiri lebih tepat disebut karya Al-Imam Ibnu Abil 'Izzi, karena beliaulah yang menulisnya sebagai syarh (penjelasan) dari kitab Aqidah yang disusun oleh Imam Ath-Thahawi yang dikenal dengan kitab "Aqidah Thahawiyah". Sedang Syeikh Abdul Akhir Hammad Alghunami adalah yang melakukan tahdzib (penataan ulang). Semoga bermanfaat.

Hati itu dapat hidup dan dapat mati, sehat dan sakit. Dalam hal ini, ia lebih penting dari pada tubuh.
Allah berfirman, artinya:
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya." (Al-An'am : 122) Artinya, ia mati karena kekufuran, lalu Kami hidupkan kembali dengan keimanan. Hati yang hidup dan sehat, apabila ditawari kebatilan dan hal-hal yang buruk, dengan tabi'at dasarnya ia pasti menghindar, membenci dan tidak akan menolehnya. Lain halnya dengan hati yang mati. Ia tak dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
Dua Bentuk Penyakit Hati:
Penyakit hati itu ada dua macam: Penyakit syahwat dan penyakit syubhat. Keduanya tersebut dalam Al-Qur'an.
Allah berfirman, artinya:
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan bicara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. " (Al-Ahzab:32)
Ini yang disebut penyakit syahwat.
Allah juga berfirman, artinya:
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya..." (Al-Baqarah : 10)
Allah juga berfirman, artinya:
"Dan adapun orang yang didalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada)." (At-Taubah : 125)
Penyakit di sini adalah penyakit syubhat. Penyakit ini lebih parah daripada penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih bisa diharapkan sembuh, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya dengan limpahan rahmat-Nya.
Seringkali penyakit hati bertambah parah, namun pemiliknya tak juga menyadari. Karena ia tak sempat bahkan enggan mengetahui cara penyembuhan dan sebab-sebab (munculnya) penyakit tersebut. Bahkan terkadang hatinya sudah mati, pemiliknya belum juga sadar kalau sudah mati. Sebagai buktinya, ia sama sekali tidak merasa sakit akibat luka-luka dari berbagai perbuatan buruk. Ia juga tak merasa disusahkan dengan ketidak mengertian dirinya terhadap kebenaran, dan keyakinan-keyakinannya yang batil. "Luka, tak akan dapat membuat sakit orang mati." *). Terkadang ia juga merasakan sakitnya. Namun ia tak sanggup mencicipi dan menahan pahitnya obat. Masih bersarangnya penyakit tersebut di hatinya, berpengaruh semakin sulit dirinya menelan obat. Karena obatnya dengan melawan hawa nafsu. Itu hal yang paling berat bagi jiwanya. Namun baginya, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat dari obat itu. Terkadang, ia memaksa dirinya untuk bersabar. Tapi kemudian tekadnya mengendor dan bisa meneruskannya lagi. Itu karena kelemahan ilmu, keyakinan dan ketabahan. Sebagai halnya orang yang memasuki jalan angker yang akhirnya akan membawa dia ke tempat yang aman. Ia sadar, kalau ia bersabar, rasa takut itu sirna dan berganti dengan rasa aman. Ia membutuhkan kesabaran dan keyakinan yang kuat, yang dengan itu ia mampu berjalan. Kalau kesabaran dan keyakinannya mengendor, ia akan balik mundur dan tidak mampu menahan kesulitan. Apalagi kalau tidak ada teman, dan takut sendirian.
Menyembuhkan Penyakit Dengan Makanan Bergizi dan Obat:
Gejala penyakit hati adalah, ketika ia menghindari makanan-makanan yang bermanfaat bagi hatinya, lalu menggantinya dengan makanan-makanan yang tak sehat bagi hatinya. Berpaling dari obat yang berguna, menggantinya dengan obat yang berbahaya. Sedangkan makanan yang paling berguna bagi hatinya adalah makanan iman. Obat yang paling manjur adalah Al-Qur'an masing-masing memiliki gizi dan obat. Barangsiapa yang mencari kesembuhan (penyakit hati) selain dari Al-kitab dan As-sunnah, maka ia adalah orang yang paling bodoh dan sesat.
Sesungguhnya Allah berfirman:
"Katakanlah: "Al-qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat jauh." (Fushshilat : 44)
Al-qur'an adalah obat sempurna untuk segala penyakit tubuh dan hati, segala penyakit dunia dan akherat. Namun tak sembarangan orang mahir menggunakan Al-qur'an sebagai obat. Kalau si sakit mahir menggunakannya sebagai obat, ia letakkan pada bagian yang sakit, dengan penuh pembenaran, keimanan dan penerimaan, disertai dengan keyakinan yang kuat dan memenuhi syarat-syaratnya. Tak akan ada penyakit yang membandel. Bagaimana mungkin penyakit itu akan menentang firman Rabb langit dan bumi; yang apabila turun di atas gunung, gunung itu akan hancur, dan bila turun di bumi, bumi itu akan terbelah? Segala penyakit jasmani dan rohani, pasti terdapat dalam Al-qur'an cara memperoleh obatnya, sebab-sebab timbulnya dan cara penanggulangannya. Tentu bagi orang yang diberi kemampuan mamahami kitab-Nya.
*) [Penggalan akhir bait sya'ir Al-Mutanabbi, yang mana penggalan awalnya adalah: "Orang yang hina, akan mudah mendapat kehinaan"]
Dikutip dari: Abdul Akhir Hammad Alghunaimi, "Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah Dasar-dasar 'Aqidah Menurut Ulama Salaf", penerjemah: Abu Umar Basyir Al-Medani, Pustaka At-Tibyan, buku 2, Cetakan I, 2000, hal 264-266.

22 Februari 2011

Merokok di rumahpun bisa ditangkap POLISI... kok, Bisa ya???

img
Berbagai negara di seluruh dunia makin ketat mengawasi rokok, bahkan ada yang membatasi rokok di lingkungan privat seperti rumah pribadi. Asal ada yang melaporkan, polisi tak segan-segan mendatangi rumah si perokok untuk menangkapnya.

Sebuah negara di Amerika Tengah, Honduras baru-baru ini menetapkan aturan ketat bagi perokok. Mulai Senin 21 Februari 2011, siapapun yang keberatan jika ada anggota keluarganya yang merokok boleh melapor dan polisi akan menangkap si perokok.

Peringatan lisan akan diberikan 1 kali, jika tidak digubris maka si perokok akan dijebloskan ke tahanan. Agar bisa bebas, ia harus membayar dengan US$ 311 atau sekitar Rp 2,8 juta (kurs 9.000/US$), setara dengan upah minimum dalam sebulan di negara tersebut.

Rony Portillo, direktur Institute to Prevent Alcoholism and Drug Addiction mengatakan kebijakan ini diambil untuk menekan jumlah perokok. Saat ini diperkirakan, jumlah perokok di Honduras mencapai 30 persen jumlah penduduk atau sekitar 2,5 juta.

Dampak dari asap rokok tentu tidak hanya dirasakan oleh si perokok aktif, tapi juga anggota keluarganya yang terpaksa menjadi perokok pasif di rumah. Apalagi statistik menunjukkan, 9 dari 10 penderita bronkitis akut di Honduras tinggal serumah dengan perokok aktif.

"Aturannya sekarang sudah jelas dan siapapun harus mematuhinya. Pihak berwajib tidak akan tinggal diam jika ada laporan masuk," ungkap Portillo seperti dikutip dari AFP, Selasa (22/2/2011).

Selain membatasi rokok di rumah pribadi, Honduras juga melarang warganya merokok di tempat-tempat umum termasuk restoran dan klub malam. Jika ada pengelola restoran atau klub malam yang mengizinkan pengunjungnya merokok, maka dendanya adalah US$ 1.000-3.000 atau sekitar Rp 9-27 juta.

Meski begitu, beberapa pihak meragukan aturan baru itu akan efektif dijalankan. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 8 juta jiwa dan tingkat kriminalitas yang tinggi, polisi Honduras yang jumlahnya hanya 12.000 personel diyakini tak akan sanggup mengurusi para perokok apalagi sampai ke rumah-rumah.

Sumber: http://health.detik.com

19 Februari 2011

Mempercepat kinerja Firefox Browser

Bismillah... 
Kali ini saya akan berbagi tips untuk mempercepat kenerja FIREFOX BROWSER.
Bagi Anda pengguna setia Mozilla Firefox pernahkah Anda frustasi saat berselancar dengan firefox tiba - tiba komputer Anda melambat atau bahkan ngadat? Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu penyebab utamanya adalah karena firefox itu sendiri. Meski populer rupanya Firefox bukanlah browser ringan. Browser ini tergolong tambun dan boros, karena menghabiskan resource komputer yang lumayan tinggi.
Untuk pertama kali dijalankan saja browser ini (versi 2) menghabiskan paling sedikit 10 mega memori di Linux, dan 20 mega di Windows. Semakin banyak Anda membuka tab / web maka semakin besar memori yang dihabiskan dan semakin sibuk pula CPU Anda bekerja. Anda bisa mengeceknya via aplikasi semacam top dan free di console atau ksysguard di KDE. Dari sisi manajemen memori tampaknya browser ini masih kalah dibanding rivalnya Opera.
Eiittss...gak perlu berkecil hati dan lekas-lekas memutuskan berpindah ke browser lain. Karena dengan sedikit tune up Anda bisa memperbaiki kinerja Firefox kesayangan. Ada sedikit tips yang mungkin berguna untuk anda.



Buka tab baru ( ctrl + T ) , ketik about:config
1. Batasi kapasitas cache memori
Setiap kali Anda membuka sebuah halaman web, Firefox otomatis akan menyimpannya dalam cache memori. Secara default Firefox menggunakannya sebesar jumlah maksimal RAM yang Anda miliki. Itulah mengapa semakin banyak Anda membuka web, memori komputer Anda semakin habis. Untuk membatasinya tambahkan opsi: browser.cache.memory.capacity. Caranya klik kanan, New > Integer. Ketik browser.cache.memory.capacity, enter, masukkan angka 2048. 2048 disini artinya gunakan cache memori maksimal hanya 2 Mega. Anda bisa coba - coba dengan angka yang lain, namun usahakan merupakan kelipatan dari 1024.

2. Batasi kapasitas cache history
Sama seperti cache memori, hanya bedanya peruntukan cache disini oleh Firefox lebih ditujukan untuk mempercepat loading halaman saat Anda menekan tombol back dan forward pada browser. Apabila Anda jarang memakai back dan forward, ada baiknya Anda set dengan nilai kecil guna menghemat memori. Pada filter ketikkan: browser.sessionhistory.max_total_viewers, ubah nilai -1 menjadi 3. Default -1 artinya gunakan semaksimal RAM yang ada. hmm.. nilai default dari Firefox benar-benar rakus bukan?

3. Batasi kapasitas cache disk
Secara default Mozilla menset ukuran cache disk sebesar 50 Mega. Tentunya ini pemborosan memori. Mensetnya menjadi 2 MB dapat memberikan performa yang positif khususnya bagi komputer dengan memori dibawah 128 MB dan harddisk model lama. Pada filter ketikkan: browser.cache.disk.capacity, ubah nilai 50000 menjadi 2000.

4. Batasi extension/add-ons
Semakin banyak add-ons yang Anda gunakan, semakin besar RAM yang dihabiskan. Disable add-ons yang kurang Anda gunakan. Untuk membandingkan performa memori yang digunakan saat menggunakan dan tanpa add-ons dapat dilakukan dengan mencoba menjalankan Firefox pada kondisi safe-mode. Caranya dengan perintah: $ firefox -safe-mode. Pada pilihan yang muncul pastikan Anda beri tanda pada opsi: Disable all add-ons.

5. Disable Flash
Tahukah anda bahwa animasi flash yang di load saat Anda membuka web memakan resource RAM yang lumayan besar? Konsekuensinya adalah waktu loading menjadi lebih lambat dan berat. Bahkan pada plugin flash sebelum versi 9, resource RAM yang dipakai merupakan akumulasi dari jumlah flash yang dibuka sebelumnya. Gerah? Ada baiknya anda disable flash. Silahkan download dan install flashblock addon disini:
http://downloads.mozdev.org/flashblock/flashblock-1.5.5.xpi (untuk firefox > 1.5.5)

6. Disable download history
Sebaiknya anda nonaktifkan fitur history ini. Karena semakin banyak download history yang disimpan, maka akan menurunkan performa Firefox. Apalagi bila media penyimpannya pada media removeable seperti disket. Caranya mudah, pilih menu Tools > Options > Privacy. lalu hilangkan pilihan pada “Remember what I’ve downloaded”

7. Load yang perlu saja
Secara default Firefox tanpa kita sadari merusaha melakukan pre-download pada link halaman web yang mungkin akan kita klik. Hal ini meniru taktik Google yang mencache terlebih dahulu result pertama dari link pencarian yang dia temukan. Tentu cara ini hanya memboroskan bandwdith, dan performa CPU. Untuk menonaktifkan fitur ini ketik pada filter: network.prefetch-next, klik dua kali, agar nilainya menjadi false.

8. Download dan segera tampilkan.
Tips ini mungkin berguna buat yang tidak sabaran. Umumnya firefox akan menunggu beberapa saat setelah download untuk mulai menampilkan halaman yang dituju. Untuk memaksa Firefox agar segera menampilkan halaman web yang didownloadnya Anda bisa menset nilai: nglayout.initialpaint.delay menjadi 0. Apabila belum ada silahkan klik kanan, new > integer > nglayout.initialpaint.delay
Tips untuk menghemat memori lainnya adalah dengan mengaktifkan fitur config.trim_on_minimize. Hanya saja fitur ini hanya efektif pada lingkungan Windows. Caranya klik kanan, new > boolean, ketikkan config.trim_on_minimize. Set nilainya True. Dengan cara ini setiap kali Firefox di minimize, otomatis memori yang di pakai akan dilepas / dibebaskan, sehingga dapat dipakai untuk proses aplikasi lainnya.
OK, apabila langkah - langkah diatas telah Anda kerjakan, langkah terakhir adalah me-restart Firefox kesayangan Anda.

Category: Other
Berikut langkah langkah tweaking browser firefox agar bekerja semaximal mungkin. Efeknya lumayan terasa saat membula konten yang besar.

1. Ketik “about:config” pada address bar dan tekan enter. turunkan scroll kebawah dan cari entries berikut :
network.http.pipelining
network.http.proxy.pipelining
network.http.max-connections-per-server
network.http.pipelining.maxrequests
network.http.max-connections
network.http.max-persistent-connections-per-proxy
network.http.max-persistent-connections-per-server

Secara normal browser akan membuat satu request untuk satu halaman web dalam satu kali . ketika kamu enable pipelining, itu akan membuat beberapa halaman dalam sekali. dan akan mempercepat page loading

2. rubah entries berikut menjadi :
Set “network.http.pipelining” menjadi “true”
Set “network.http.proxy.pipelining” menjadi “true”
set “network.http.max-connections-per-server” menjadi 32.
set “network.http.max-connections” menjadi 60.
set “network.http.max-persistent-connections-per-proxy” menjadi 16.
set “network.http.max-persistent-connections-per-server” menjadi 8.
set “network.http.pipelining.maxrequests” menjadi nilai seperti “30″.

3.klik kiri (dimana saja) select New-> Integer. masukan “nglayout.initialpaint.delay” pada prefence name, kemudian set nilai menjadi “0″.
klik kiri sekali lagi (dimana saja) select New-> boolean. masukan “browser.tabs.showSingleWindowModePrefs” set menjadi “true”

setelah itu restart firefox. Insya Allah rasakan kehebatan FIREFOX anda....





18 Februari 2011

TRANSLATION METHODS

According to Larson (1984:15) translation method is divided into two categories. First category is from-based or literal translation. Secondly, it is meaning based or idiomatic translation. By literal translations, he means, the translation faithfully follows the form of the SL. On the other hand, the idiomatic translation tries to convey the meaning intended by the SL writer in a natural form of the receptor language.
Larson (1984: 16) then adds that in applying the literal translation, there is rarely a true literal translation. The methods spread in the continuum from very literal, to literal, to modified literal, to near idiomatic, idiomatic, and unduly free. The continuum is drawn as follow:
Larson (1984: 16-18) further explains:
1.Very literal is an interlinear translation. For some purposes, it is desirable to reproduce the linguistic features of the source text, as for example, in a linguistic study of that language;
2.Literal translation is a translation which its sounds like nonsense and has little communicative value. It may be very useful for the purposes related to the study of the source language, they are of little help to speakers of the receptor language who are interested in the meaning of the source language text;
3.Modified literal methods are a way to modify order and grammar of the source language in an acceptable sentence structure in the receptor language. However, the lexical items are translated literally.
4.Inconsistent mixture mixes literal and idiomatic translation in the final draft of translation.
5. Near idiomatic reproduces the meaning of the source language (that is the meaning intended by the original communicator) in receptor language without losing the natural form of the source language.
6.Idiomatic translation reproduces the meaning of the source language (that is the meaning intended by the original communicator) in the natural form of receptor language.
7.The unduly free translation adds extraneous information, which is not stated in the source text. It changes the meaning of SL; it distorts the fact of the historical and cultural setting of the source text.

Newmark (1988: 45-47) uses eight terms in his classification. They are word-for-word, literal, faithful, semantic, communicative, idiomatic, free, and adaptation that divided into two scopes –the methods closest to the source language and the methods closest to the target language. He put them in the form of a flattened V diagram as follows.
(1) The methods closest to the source language
a)Word-for-word Translation. The Source Language is translated word by word.
b) Literal Translation. The SL grammatical forms are converted to their nearest target language equivalent. However, the lexical words are translated out of context.
c)Faithful Translation. This method tries to reproduce the precise contextual meaning of the original within the constraint of the TL grammatical structures. It transfers cultural words and faithfully follows the SL grammatical forms.
d)Semantic Translation. This method concerns the aesthetic value-that is the beautiful and natural sound-of the SL text. In addition, the method compromises on an appropriate meaning. So, that no assonance, or repetition jars in the translation.
(2) The methods closest to the target language
a)Free Translation. Free translation is the translation, which is not, bonded structure and manner.
b)Adaptation. This method is the freest form of translation. It is frequently used for plays (comedies) and poetry.
c)Idiomatic Translation. Idiomatic translation reproduces the message of the source text but tend to distort nuances of meaning by preferring colloquialisms and idioms.
d)Communicative translation. This method attempts to render the exact contextual meaning of the original in such a way that both content and language are readily acceptable and comprehensible to the readership.

Prior to Newmark and Larson, Robet Holmes (1970) cited in Gentzler (1993: 91) mentions that there are four methods of translation.
First method retains the form of the original.
The second attempts to discern the function of the text in the receiving culture and seeks parallel function within the target language tradition.
The third is content-derivative, taking the original meaning of the primary text and allowing it to develop into its own unique shape in the target language.
The fourth deliberately retains minimal similarity for other purposes, for which Holmes gives no example.

André Lefevere (1975) quoted in Gentzler (1993: 93) further enrich Holmes’ description. He states that there are seven methodologies which tend to govern the translation process –especially in the translation of poetry. They are:
1) Phonemic translation, which attempts to reproduce the SL precisely in TL.
2) Literal translation, which distorts the sense and the syntax of the original through word-for-word emphasis.
3) Metrical translation, which reproduce the SL metre.
4) Poetry into prose, which changes both of sense and syntax of the SL.
5) Rhymed translation, where the translator enters into a double bondage of metre and rhyme.
Blank verse translation. Again the restrictions imposed on the translator by the choice of structure are emphasized, although the greater accuracy and higher degree of literalness obtained are also noted.
7) Interpretation. Interpret the theme and re-writes it to make the text easier for reception.

Newmark (1981:22)
adds that there are two best methods translations. They are (1) Communicative translation, in which the attempts is to produce the same effect on the target language readers, and (2) Semantic translation, in which the translation attempts within the bare syntactic and semantic constraints of the target language, to reproduce the precise contextual meaning of the author. From those methods above, both Newmark (1981: 23) and Larson (1984: 17) explain that the selection of the appropriate translation methods plays an important role in making a good translation. It means that the TL readers read the translation text with confidence that the text they read sounds like the original text.
Several Indonesian experts of translation, such as Machali (2000: 50) and Widyamartaya (1989: 20) notice that Newmark’s methods of translation are the clearest and it can be observed in a translation text.
The use of translation methods depends on the translator needs. Whatever method he/she uses, the main point in translation is to carry messages in source language into the target language well.







REFERENCES

Albakry, M. (2004). Linguistic and cultural issues in literary translation. Retrieved November 17, 2006 from http://accurapid.com/journal/29liter.htm
Bell, R. T. (1998). Psychological/cognitive approaches. In M. Baker (Ed), Routledge encyclopedia of translation studies. London & New York: Routledge.
Cohen, A.D. (1984). On taking tests: what the students report. Language testing, 11 (1). 70-81.
Culler, J. (1976). Structuralist poetics: structuralism, linguistics, and the study of literature. Cornell: Cornell University Press.
Graedler, A.L. (2000). Cultural shock. Retrieved December 6, 2006 from http://www.hf.uio.no/iba/nettkurs/translation/grammar/top7culture.html
Harvey, M. (2003). A beginner's course in legal translation: the case of culture-bound terms. Retrieved April 3, 2007 from http://www.tradulex.org/Actes2000/harvey.pdf
Hervey, S., & Higgins, I. (1992). Thinking Translation. London & New York: Routledge.
Jaaskelainen, R., (2005). Translation studies: what are they? Retrieved November 11, 2006 from http://www.hum.expertise.workshop.
Jaaskelainen, R., (1999). Tapping the process: an explorative study of cognitive and effective factors involved in translating. Joensuu: University of Joensuu Publications in Humanities.
Krings, H.P. (1986). Translation problems and translation strategies of advanced German learners of French. In J. House, & S. Blum-Kulka (Eds.), Interlingual and intercultural communication (pp. 263-75). Tubingen: Gunter Narr.
Leppihalme, R. (1997). Culture bumps: an empirical approach to the translation of allusions. Clevedon: Multilingual Matters.
Loescher, W. (1991). Translation performance, translation process and translation strategies. Tuebingen: Guten Narr.
Newmark, P. (1988a). A Textbook of Translation. Hertfordshire: Prentice Hall.
Newmark, P. (1988b). Approaches to Translation. Hertfordshire: Prentice Hall.
Newmark, P. (1991). About Translation: Multilingual Matters. Clevedon, Philadelphia, Adelaide: Multilingual Matters Ltd.
Nida, E. A. (1964). Towards a science of translation, with special reference to principles and procedures involved in Bible translating. Leiden: Brill.
Richards, et al (1985). Longman dictionary of applied linguistics. UK: Longman.
Seguinot, C. (1989). The translation process. Toronto: H.G. Publications.
Venuti, L. (1998). Strategies of translation. In M. Baker (Ed.), Encyclopedia of translation studies (pp. 240-244). London and New York: Routledge.
Zhongying, F. (1994). An applied theory of translation. Beijing: Foreign Languages Teaching & Research Press.

17 Februari 2011

Cinta...

           Kata seorang pujangga, CINTA adalah sesuatu yang bisa membuat seseorang merasa tentram, bahagia. Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. 

Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat. Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga.. Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan. Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

16 Februari 2011

Dimanakah Allah???

Al Lajnah Ad Da-imah (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) ditanya, "Bagaimana menyanggah orang yang mengatakan bahwa ‘Allah ada di mana-mana’ –Maha Suci Allah dari perkataan semacam ini- dan apa hukum mengatakan seperti itu?"
Jawaban:

[Pertama]

Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa dzat Allah subhanahu wa ta’ala bersemayam di atas ‘Arsy, Dia tidaklah berada di alam ini (sebagaimana makhluk-Nya), bahkan Allah terpisah dari makhluk-Nya. Namun Allah tetap mengetahui segala sesuatu, tidak ada sesuatu di bumi dan di langit yang samar dari-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.” (QS. Al A’rof : 54)

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“ (Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas 'Arsy.” (QS. Thoha [20] : 4-5)

ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا

“Kemudian Allah bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” (QS. Al Furqon [25] : 59)

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy.” (QS. As Sajdah [32] : 4)

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ

“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air.” (QS. Hud [11] : 7)

Dan yang menunjukkan bahwa Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya adalah dalil tentang diturunkannya Al Qur’an dari sisi-Nya. Telah kita ketahui bahwa setiap sesuatu yang turun itu adalah dari atas ke bawah. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al Ma’idah [5] : 48)


حم (1) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (2)

“Haa Miim. Diturunkan Kitab ini (Al Qur'an) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Ghofir [40] : 1-2)

حم تَنْزِيلٌ مِنَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

“Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushshilat [40] : 1-2)

Dan masih banyak dalil lainnya yang menjelaskan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berada di atas sana.
Dalil dari As Sunnah adalah hadits Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulamiy dengan lafazh dari Muslim,
“Saya memiliki seorang budak yang biasa mengembalakan kambingku sebelum di daerah antara Uhud dan Al Jawaniyyah (daerah di dekat Uhud, utara Madinah, pen). Lalu pada suatu hari dia berbuat suatu kesalahan, dia pergi membawa seekor kambing. Saya adalah manusia, yang tentu juga bisa timbul marah. Lantas aku menamparnya, lalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perkara ini masih mengkhawatirkanku. Aku lantas berbicara pada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah aku harus membebaskan budakku ini?” “Bawa dia padaku,” beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berujar. Kemudian aku segera membawanya menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya pada budakku ini,

أَيْنَ اللَّهُ

“Di mana Allah?”
Dia menjawab,

فِى السَّمَاءِ

“Di atas sana.”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi,

مَنْ أَنَا

“Siapa saya?”
Budakku menjawab,

أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ

“Engkau adalah Rasulullah.”
Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ

“Merdekakanlah dia karena dia adalah seorang mukmin.” (HR. Ahmad [5/447], Malik dalam Al Muwatho’ [666], Muslim [537], Abu Daud [3282], An Nasa’i dalam Al Mujtaba’ [3/15], Ibnu Khuzaimah [178-180], Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah [1/215], Al Lalika’iy dalam Ushul Ahlis Sunnah [3/392], Adz Dzahabi dalam Al ‘Uluw [81])

Terdapat juga hadits dari Abu Sa’id Al Khudri,

أَلاَ تَأْمَنُونِى وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِى السَّمَاءِ يَأْتِينِى خَبَرُ السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاءً

“Tidakkah kalian beriman padaku dan aku beriman pada Rabb yang berada di atas sana. Berita langit datang padaku di kala pagi dan sore hari.” (HR. Ahmad [3/4,68,73], Bukhari [3344, 4351], Muslim [1064], Abu Daud [4764], An Nasa’i dalam Al Mujtaba [5/87] dan selainnya)


[Kedua]
Barangsiapa yang meyakini bahwa Allah berada di mana-mana (di setiap tempat), maka dia termasuk Hululiyah (aliran yang menganggap Allah menyatu dengan makhluk, pen). Untuk membantah keyakinan semacam ini adalah dengan dalil-dalil yang telah lewat yang menyatakan bahwa Allah berada di atas sana. Allah bersemayam di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya. Hendaklah seorang muslim itu tunduk pada dalil Al Kitab, As Sunnah, dan Ijma’ (kesepakatan para ulama). Jika tidak demikian berarti dia termasuk orang yang kafir, keluar dari Islam.
Adapun firman Allah,

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

“Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada.”(QS. Al Hadid [57] : 4)


Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maksud ayat ini adalah Allah bersama makhluk-makhluk-Nya dengan ilmu-Nya sesuai dengan keadaan mereka.
Adapun firman Allah Ta’ala,

وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ

“Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.” (QS. Al An’am [6] : 3)

Maksud ayat ini yaitu Allah subhanahu wa ta’ala adalah sesembahan dari makhluk yang berada di langit maupun di bumi.

وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ إِلَهٌ وَفِي الْأَرْضِ إِلَهٌ

“Dan Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az Zukhruf [43] : 84)


Maksud ayat ini yaitu Allah subhanahu wa ta’ala adalah sesembahan (ilah) dari makhluk yang berada di langit dan di bumi, tidak ada yang berhak disembah selain Dia.
Inilah bentuk kompromi yang benar antara ayat dan hadits tentang hal ini (keberadaan Allah di atas sana dan ayat yang menyatakan Allah di mana-mana, namun maksudnya adalah ilmu-Nya, pen).
Semoga Allah memberi taufik (kepada kebenaran). Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.


Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’

Yang menandatangani fatwa ini:
Anggota : Abdullah bin Qu’ud, Abdullah bin Ghodyan
Wakil Ketua : Abdur Rozak ‘Afifi
Ketua : Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz

Fatwa dari Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi (Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Iftah) [3/217-219], Pertanyaan Pertama dari Fatwa no. 5213

***

Penerjemah : Muhammad Abduh Tuasikal

Selamat Datang di BLOG ALZAN